~CERPEN JEJAK PERJALANAN~

 PERJALANAN MENUJU LEMBAH MANGLAYANG

OLEH: FARHAN AL FARIZI

Disuatu malam hari, gerimis menemani, seorang pemuda bernama Ali sedang duduk di depan meja belajar seperti biasanya dengan menuliskan sesuatu tentang perjalanan hidupnya yang ingin mencapai sebuah impian yang didambakan, setiap hari belajar Ali selalu menyempatkan waktu untuk menengok  ke samping dinding untuk melihat foto impiannya untuk menjadi seorang abdi negara dan abdi masyarakat, tak lupa pula Ali ketika melihat foto impiannya selalu membacakan shalawat atas Baginda Nabi Muhammad Saw. Tentunya Ali sangat mendambakan untuk berhasil mewujudkan mimpinya, dengan penuh semangat belajar, berdoa, dan berlatih. Demi masa depan yang cerah. 

Didalam buku Ali menuliskan suatu kata-kata motivasi yang membuat Ali terus bersemangat untuk mewujudkannya yaitu "selagi masih muda, selagi masih ada harapan, selagi masih ada secercah cahaya, dan seseorang yang ingin Ali banggakan di dunia ini", kata-kata itu adalah motivasi yang dibuat sendiri oleh Ali untuk menyemangati diri sendiri agar tetap berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya. Impian Ali adalah ingin menjadi seorang abdi negara dan abdi masyarakat dalam hal ini Ali ingin menjadi seorang PNS yang handal berlandaskan iman dan takwa kepada Allah SWT, serta 4 pilar kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Di Suatu instansi Kementerian Dalam Negeri yaitu Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). 

Tetapi impian Ali penuh dengan lika-liku yang harus Ali lewati, karena keterbatasannya dalam segi ekonomi dan segi finansial lainnya. Impian Ali ditentang oleh Ayah orang tua Ali yang bernama Hasan (Sebagai ayah Ali) dan Mae (Sebagai ibu Ali) karena menurut beliau Ali adalah anak yang tidak terlalu tinggi, dan banyak kekurangannya. "Kata orang tua Ali".  Tetapi dalam hati dan pikiran Ali sejenak memikirkannya dan hasil dari pemikiran Ali adalah tetap ingin memperjuangkan impiannya agar kelak bisa membuat bangga terhadap orang tua serta ingin memberangkatkan haji orang tua ke tanah suci Mekkah. Ayah Ali bernama Hasan bekerja sebagai pedagang cilok sedangkan ibu Ali bernama Mae sebagai ibu rumah tangga. Tentunya penghasilan orang tua belum cukup untuk membiayai kedua anaknya itu untuk Ali dan Safiq. Safiq sekarang duduk di bangku sekolah menengah pertama. 

Oleh sebabnya Ali terus terang berkata kepada orang tua, tetapi ucapannya tidak diizinkan oleh ayah, hanya saja diizinkan oleh ibu. Dan disitu Ali merenungi lagi. Dalam hati Ali berkata "Ya Allah apa aku bisa? Apa aku bisa? Apa aku bisa mewujudkannya?". Dan ketika Ali sedang merenungi serta hampir meneteskan air mata, ibunda Ali datang menghampirinya dan berkata. "Nak, orang tua mungkin tidak mengizinkan karena melihat suatu kondisi ekonomi, memang nak sebagai orang yang tidak punya apa-apa itu sakit, (sambil meneteskan air mata) kalau Ali ingin terus memperjuangkannya ibu merestui dengan satu syarat jangan pernah bilang kepada ayah kamu sebelum kamu diterima di suatu lembaga pendidikan kementerian. 

Ibu titip pesan kepada kamu agar kamu dapat bisa memahami ini. Ibu bangga sama kamu nak, yang penting kamu berusaha saja, (sambil melus-elus kepala Ali) berdoa kepada Allah SWT agar dipermudah jalannya menuju impian kamu nak. Tentunya pasti ibu restui kamu, berdoa kepada kamu agar diberikan yang terbaik, dan ayah pasti restui kamu ketika kamu sudah berpendidikan di IPDN. Dan ibu berpesan kepada kamu lagi agar tetap menerima segala sesuatu yang Allah berikan kepada kamu. Semangat nak. Semangat berjuang. (Sambil memeluk Ali)". Ali meneteskan air mata sambil berterimakasih kepada ibundanya. Dan dalam pelukan itu ibu Ali berkata dalam hatinya " Sakit, sakit memang orang yang tidak memiliki apa-apa itu sakit nak, ibu harap kamu bisa merubah keadaan ini amin". Menjelang larut malam  dan penuh dengan keheningan, serta kedinginan Ali dan Ibundanya tidur bersebelahan. Ali sudah tidur nyenyak tetapi ibunda Ali yang bernama Mae masih belum mengejamkan mata karena masih memikirkan hal ini, dan pada selang waktu ibunda Ali berdoa kepada Allah SWT " Ya Allah permudahkan segala impian anak saya untuk menjadi seorang abdi negara dan abdi masyarakat, "Allahumma Yassir Wala Tu'assir". Amin. Dan ibunda Ali tertidur nyenyak.

Matahari telah tiba, memancarkan sinarnya, Ali dan keluarganya beraktivitas seperti biasanya untuk mencari nafkah, Ayah bekerja, ibu sedang ke pasar, dan adik saya sedang bersekolah. Sedangkan Ali pergi ke sawah untuk mencari kerang untuk dijual, uang hasil penjualan kerang Ali sisanya untuk  ditabungkan dan  diberikan kepada orang tua. Setelah itu Ali pulang ke rumah dan melihat ibu sudah datang dan sedang memasak dan ketika Ali ingin membantu ibunya untuk menyelesaikan pekerjaannya ibu berkata "Tidak usah nak, biar ibu saja, kamu belajar saja yah yang giat". "Tapi Bu?" (Kata Ali). "Tidak apa-apa nak, ini adalah tugas ibu, sedangkan tugas kamu adalah belajar" (Saut Ibu Ali). "Baik ibu" (Jawab Ali sambil bersalaman dengan ibunya).

Ali tiba di depan meja belajarnya, dan seperti biasanya sebelum memulai belajar Ali melihat foto impiannya sembari mensholawatkan fotonya yang berbunyi "Sholallah Huallah Muhammad 4×, Ya Nabi Salam Alaika, Ya Rasul Salam Alaika, Ya Habib Salam Alaika, Shalawat Tu Allah Alaika, Anta Syamsun Anta Badrun Anta Nuurun Fauqo Nuuri 2×, Anta Ikhsiru Wagari Antamiss Bakhusuuduri 3×". Dan setelah itu berdoa kepada Allah SWT agar dipermudah untuk menjalankan kegiatan belajarnya agar diberi pemahaman yang kuat.
Ali biasanya belajar sampai 2 jam, dan setelah selesai belajarnya Ali pergi ke ruang makan bersama keluarganya, serta  melihat kedua orang tua dan adiknya dengan penuh kebahagiaan. Dalam hati berkata "Alhamdulillah". Ketika Ali sedang melihat kedua orang tua, ayah Ali menengok dan berkata tegas kepada Ali "Ada apa Ali? Makan! Yang banyak". "Baik pak" (Saut Ali). 

Seusai makan, Ali langsung pergi ke kamarnya untuk melihat isi tabungannya, dan melihat bahwa uangnya masih belum cukup untuk mendaftar di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), oleh karenanya Ali berkata dalam hati "Ya Allah, engkau Maha Pemberi Rizki, berikanlah aku rezeki mu ya Allah. Amin". Ali rencananya ingin mendaftar IPDN pada tahun 2022 dan Ali menargetkan agar tahun itu bisa lolos tes demi tes dan bisa berpendidikan langsung agar tidak membuang-buang uang yang telah dikeluarkan. Dengan ini Ali semangatnya menggelora pagi untuk mencari kerang, siang untuk belajar, dan sore untuk berolahraga.

Ali adalah anak yang memiliki dedikasi tinggi untuk mewujudkan mimpinya, oleh karena itu setiap hari dan setiap malam Ali tidak pernah bermain dengan teman-temannya dikarenakan Ali selalu belajar, dan ketika sore hari Ali berolahraga sendiri tanpa adanya teman dan pelatih. Tetapi sesibuk apapun Ali selalu menyempatkan waktu untuk bersosialisasi dengan temannya ketika hari Jumat saja dikarenakan hari Jumat adalah hari dimana jadwal  ambis Ali diliburkan untuk melakukan kegiatan pengajian bersama teman-temannya.

Teman Ali semuanya sudah bekerja tinggal Ali saja yang masih dirumah. Suatu ketika teman Ali yang bernama Billah berkata " Bro, kenapa sih lu jarang banget kumpul bersama kami? Kalau kumpul hanya hari Jumat saja? Apa jangan-jangan hmmm". Ali menjawab pertanyaannya tetapi Ali tidak memberitahukan kepada temannya bahwa dia sedang fokus untuk masa depannya, dan Ali menjawab dengan alasan lain. Kenapa Ali menjawab alasan lain? Karena Ali sudah berjanji kepada ibunya jangan pernah bilang ke siapa-siapa sebelum terwujud mimpinya. Rahasia itu dirahasiakan oleh Ali dan ibunya tanpa sepengetahuan ayah Ali dan teman-temannya. " Bro, jangan berfikir yang negatif dulu bro heeee,' aku nih kumpul bersama kalian ketika hari Jumat saja dikarenakan kalau hari Jumat aku ada waktu luang dan kalau hari-hari biasanya aku sedang membantu kedua orang tua untuk membuat cilok dan melakukan pekerjaan lainnya". Terus teman Ali yang satunya bertanya lagi yang bernama gio. "Bro, aku lihat kalau waktu sore hari kamu selalu berolahraga, itu kenapa yah? Hmmm". Jawab Ali dan kali ini Ali jawabnya sambil ketawa pelan hee "lahhh kenapa kalian bertanya kepada saya seperti wartawan saja hahahahah". Tidak apa-apa bro. Saut Gio dan Billah. 

Waktu terus berjalan, dan bulan terus berganti-ganti, dan alhamdulillah uang Ali sudah cukup untuk mendaftar dan membawa persyaratan berkas-berkas yang harus disiapkan. Dan waktunya telah tiba di bulan April dan Mei dimana pembukaan calon praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri telah dibuka. Dan Ali segera mendaftarkan diri di Instansi tersebut. Dan alhamdulillah Ali mendapatkan skor nilai SKD 490 dan masuk ke perangkingan, dan alhamdulillah-nya test demi test Ali lalui dengan baik dan memenuhi syarat semuanya sampai ke tahap pantukhir, walau Ali banyak kekurangan tetapi alhamdulillah Ali bisa lolos tes demi tes sampai tahap akhir yaitu pantukhir. Kenapa Ali lolos? Karena sebelum pendaftaran ini dibuka Ali sudah mempersiapkan dengan matang dan baik sehingga kekurangan demi kekurangan Ali telah dihilangkan satu persatu. Dan pada saat tes pantukhir Ali mengalami kendala bagian sepatunya robek, dan tidak menuntut kemungkinan Ali langsung patah semangat. 

Ali langsung memakai staples untuk menambal sepatunya yang robek karena pada saat itu waktunya genting dan hanya menemukan sebuah staples untuk digunakan. Tetapi alhamdulillah-nya Ali berjalan dengan baik dan menunggu hasil keputusan rapat oleh panitia SPCP IPDN. Seleksi ini murni kata Ali. Dan seleksi ini dilakukan di tengah Pandemi Covid-19 sehingga semua peserta ketika mau test diwajibkan untuk menjalankan protokol kesehatan. Ali pulang ke rumah dan menunggu hasil pengumuman melalui website SPCP IPDN. Di Malam hari Ali bangun untuk menunaikan ibadah shalat tahajud dan berdoa agar diberikan rezekinya untuk diterima di Institut Pemerintahan Dalam Negeri. 

Hari esok adalah hari dimana pengumuman hasil keputusan telah tiba, Ali dan ibu Ali yang bernama Mae duduk bersebelahan dengan perasaan gemetar dan pasrah kepada Allah SWT. Sebelum Ali membuka pengumuman hasilnya Ali berkata kepada ibu "Ibu, mohon doa restunya dan mohon kuatkan imanku dan mentalku agar Ali bisa menerima hasil keputusan ini ibu". Jawab ibu " Iya nak, semoga keterima yah nak, ibu selalu merestui kamu nak". Dan Ali membuka website nya dan ternyata hasilnya Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan bagi Ali untuk menjadi bagian dari abdi negara dan abdi masyarakat. "Alhamdulillah". Teriak keras ibu Ali dan Ali sambil meneteskan air mata dan memeluk Ali. Dan tak berhenti-henti menyebut asma nya Gusti Allah. Ya Allah terima kasih. Ya Allah terima kasih. Ya Allah terima kasih. Saut ibu Ali. 

Dan Ali langsung menghampiri ayah di tempat ayah mangkal untuk berdagang cilok.
Tak terasa waktu yang sudah dinantikan telah menjadi sebuah kenyataan bagi Ali, dan alhamdulillah hati ayah Ali luluh dan akhirnya mengizinkan Ali untuk berpendidikan di suatu instansi pemerintahan.

Komentar