~CERPEN PERBEDAAN MENJADI SATU~

 IKATAN TALI PITA DALAM POHON KERTAS 

OLEH: FARHAN AL FARIZI

Waktu menunjukkan pukul 15:00 di suatu perkebunan yang hijau dan segar untuk dinikmati, ada tiga orang anak kecil yang sedang bermain di daerah itu, ketiganya memiliki latar belakang yang berbeda tetapi menunjukkan adanya hubungan yang sangat harmonis dalam pergaulan, angin yang berhembus halus menemani mereka yang sedang asik bermain-main diperkebunan, mereka berlarian sambil meluapkan kegembiraan yang tiada henti. Suatu ketika salah satu dari mereka mengeluarkan seutas tali pita dari saku celananya yang berwarna biru untuk diberikan kepada temannya. Tiga anak itu bernama, Syarif Hidayatullah, Puan Cahyani, dan Dito Karnavian yang memiliki hubungan yang erat bagai saudara kandung, tetapi nyatanya bukan saudara kandung melainkan sahabat yang memiliki latar belakang berbeda. 

Puan berkata "Dit…., Syarif….., kesini kemari, aku ada sesuatu nih, mau tahu ngga? Coba tebak apa yang ada di saku celanaku? Hayu tebak wkwkwk"

"Hmmm, apa yah" merasa kebingungan Dito dan Syarif 

"Hayuu cepat katakan saja Puan" Ujar Dito

"Oke…, Oke…., Oke….. mohon bersabar saudara sekalian. Taraaaaa! Terkejut ga?" Kata Puan

"Apa nih puan?" Saut Syarif

"Ini tuh, tali pita yang nantinya kita bakalan mengikat tali ini ke pohon kertas yang cantik itu loh, gunanya buat kenangan terindah bahwa kita akan selalu bersama walau nantinya kita akan berpisah, tetapi kita akan selalu bersama dalam sebuah ikatan tali pita ini. Setujukan kalian?" Jawab Puan sambil tersenyum manis

"Oalah oke dehhh… Puan". Saut Syarif dan Dito

Ketiganya menuju ke sebuah pohon besar yang cantik yang menjulang tinggi, saudara Dito tersenyum manis bagaikan teh manis, dalam setiap perjalanan menuju pohon kertas Dito berbicara dengan suara yang sedang sampai tiba di depan pohon kertas. Dito menceritakan kisah hidupnya dan bahkan ketika Dito sedang menceritakan kisahnya sesekali Dito mengusap air matanya karena merasa bahagia dan bangga memiliki sahabat yang sangat baik seperti Syarif dan Puan. Angin berhembus kencang sehingga baju ketiga anak itu seakan terbang bagaikan kapas yang terbang dengan indah. Sebuah cerita dari Dito yang membuat Syarfi dan Puan ikut terharu dan terbawa suasana. Ketika mereka sudah tiba di pohon kertas, saudari Puan memegang tangan Syarif dan Dito dan mengucapkan suatu hal yang menurut mereka sakral sambil memegang sebuah pita.

"Syarif…., Puan….., Aku mau sedikit cerita boleh? Kata Dito

" Boleh Dit" Jawab Syarif dan Puan " Mau cerita apa Dit?" Sambung Puan

"Dulu Aku pernah berfikir ketika masih duduk di bangku kelas 5 SD, apakah aku akan memiliki sebuah teman yang banyak, sedangkan Aku hanyalah seorang yang berbeda keyakinan dari teman-teman semua. Sekarang Aku sudah duduk di kelas 6 SD dan ternyata pikiran yang negatif itu berubah menjadi positif saat kehadiran kalian, Aku bangga memiliki teman seperti Syarif dan Puan, kalian baik dan ceria orangnya, tidak memandang satu sisi saja tetapi kalian menerima aku apa adanya, Aku bahagia sekali" Kata Dito sambil meneteskan air mata

"Sini Syarif…., Dito…., Kita bertiga, kita bersatu, dan akan terus bersatu, walau nantinya masa depan yang akan memisahkan, kita akan mengingat bahwa pita ini akan menjadi bukti persaudaraan kita ini kekal di suatu pohon kertas, kita akan selalu bersama sampai maut memisahkan kita. Dengan pita dan pohon kertas ini menjadi saksi bisu bukti bahwa kita adalah sebuah teman yang kekal". Kata Puan sambil tersenyum manis 

Kehidupan manusia memiliki suatu hal yang indah, dalam setiap perjalanan tentunya tidak lepas dari yang namanya perjuangan yang keras, begitu pula ketiga anak itu memiliki jalan cerita yang berbeda tetapi mereka kuat akan segala sesuatu yang mengancam perpecahan persaudaraan mereka, kecintaan terhadap sebuah persahabatan sudah kekal dalam ikatan kepala mereka.

Dunia itu indah, ketika semua umat manusia itu hidup rukun dan damai. Walau berbeda-beda tetapi harus tetap satu jua. Perbedaan keyakinan bukanlah suatu hal yang menghalangi sebuah persaudaraan. Kerukunan umat manusia memiliki karakter yang khas dalam menciptakan sebuah suasana yang harmonis dan tentunya saling bergotong royong.

Dunia berputar, semua anak tentunya sudah dewasa dan sudah memiliki masa depan yang cerah, memiliki kesibukan masing-masing. Begitu pula ketiga anak kecil itu sudah menjadi dewasa dan memiliki karir yang sukses, pada suatu ketika Syarif menelpon Dito dan Puan melalui video call, ketiganya berbicara bersenda gurau dengan menceritakan kesuksesan yang telah mereka raih. Puan adalah satu-satunya perempuan yang sangat cantik dari ketiga anak itu, ketika sedang melakukan video call Puan tersenyum, tertawa bahagia dan Puan menyampaikan sebuah rencana untuk diadakannya sebuah pertemuan di suatu cafe. 

Kring… Kring… Kring….., bunyi sebuah telepon

"Hello, gess gimana kabarnya? Aku kangen banget nih" Kata Syarif

"Baik Syarif" Jawab Dito dan Puan

"Eh.., eh…, eh…, kalian tau nggak sih? Aku kangen banget sama kalian, apalagi ketika waktu masih duduk di bangku kelas 5 SD loh" Kata Puan 

"Ahhhhh, Aku juga kangen banget nih, wkwkwk" Jawab Dito sambil tertawa bahagia

"Eh, kalian sudah sukses semua yah, Aku turut bahagia sekali dengarnya" Kata Syarif

"Iya nih, wkwkwk" Jawab Puan dan Dito

"Oh iya, kapan nih ketemuan? Di Cafe yuk, sambil silaturahmi, sumpah Aku benar-benar kangen banget, rasanya ingin buru-buru melihat wajah kecil kalian menjadi seseorang yang sudah dewasa, heeee" Kata Puan sambil tertawa bahagia

"Hayu" Jawab Dito dan Syarif sambil tertawa

Malam yang dingin menyelimuti suasana yang indah dan harmonis, ketiganya datang ke kafe sambil berpelukan dan berfoto bersama, seperti orang yang baru bertemu bertahun-tahun lamanya. Mereka duduk dengan ditemani makanan kesukaan mereka ketika waktu masih kecil, mereka berbicara sana sini, tertawa bahagia, dan saling bertukar pikiran. 

" Syarif, waktu kecil kamu imut banget, Aku kangen sifat kamu yang selalu bikin aku jengkel, hahaha" Kata Puan "Apalagi Dito, wkwkkq kalau menangis bikin aku salah tingkah terus, ketawa terus wkwkwk " Sambung Puan

" Aihhhh, masih ingat aja nih Puan, Jadi malu hahahaha" Saut Dito

"Iya nih, aku juga kangen heeee, apalagi pas Dito menangis keras, sampai kepala Aku geleng-geleng wkwkwk" Kata Syarif

"Hahahahah, mulai nakal nih Syarif dan Puan, wkwkwk" Saut Dito

Kebersamaan merupakan hal yang terindah dalam suatu persaudaraan, ketiganya saling berbagi cerita, sehingga suasana malam hari terasa milik Syarif, Puan dan Dito. Keharmonisan selalu dijaga, demi tercapainya kejayaan bersama.  Cinta perdamaian, cinta persaudaraan, dan cinta keharmonisan sudah menjadi karakter sifat bertiga. Saudara Dito mempertanyakan kepada Puan dan Syarif, seketika mereka tersenyum manis.

"Kapan nih, kita bisa seperti dulu lagi, bermain bersama, bercerita dan bersenda gurau di pohon kertas sambil melihat pita yang tergantung di pohon" Kata Dito

"Besok yuk" Jawab Puan

Waktu menunjukkan larut malam, Syarif, Puan dan Dito meninggalkan kafe, sebelum itu mereka berfoto bersama, membuat vlog sambil melakukan live streaming di media sosial.

Waktu terindah adalah waktu dimana bisa berkumpul bersama keluarga, kerabat, saudara, dan teman. Karena waktu ini yang akan memberikan efek yang sangat lama dalam pemikiran kepala atau sebuah kenangan yang tak akan pernah hilang dalam ingatan kepala. 

Keindahan dunia adalah serasa milik bertiga, tersenyum bahagia terpancar dari wajah Syarif, Puan dan Dito, ketika melihat indahnya pita dalam balutan pohon kertas yang masih kokoh dan cantik. Pita adalah suatu lambang persatuan, persaudaraan, dan persahabatan yang kekal tanpa memandang status sosial, keyakinan maupun yang lainnya. Antara Syarif, Puan dan Dito.

Awan terlihat indah, suasana terlihat cerah, begitu pula persahabatan tiga anak yang sudah tambah dewasa semoga berkah. Ketiganya berkumpul di tempat yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu di pohon kertas yang dekat dengan perkebunan. Udara segar, membuat kenangan masa lalu terulang kembali Syarif, Puan dan Dito merasakan sensasi yang luar biasa sehingga mereka tidak bisa berkata apa-apa. Keindahan alam perkebunan memancarkan cahaya yang sangat indah dalam pikiran ketiga anak itu.

"Dito…, Syarif…., kalian masih ingat nggak? Aku pernah berkata di depan pohon kertas sambil memegang tangan kalian". Kata Puan
Dito dan Syarif melihat keatas sambil menjawab pertanyaan dari Puan.
"Masih ingat Puan, masa iya kenangan ini harus dilupakan begitu saja" Jawab Dito
"Aku masih ingat, ketika Dito menangis dan kitanya terharu dengar cerita dari Dito" Jawab Syarif 
"Disinilah tempat saksi bisu, bahwa Aku pernah berkata tidak ada yang dapat memisahkan kita kecuali maut yang akan memisahkan" Kata Puan

Ketiganya melihat ke arah pita, tersenyum lebar bahagia terpancar, air mata bercucuran karena mereka nggak menyangka akan tetap seperti ini tidak akan berubah sedikitpun. Dedaunan pohon kertas berjatuhan, angin menerpa tubuh ketiganya. Syarif, Puan dan Dito merasakan sensasi yang luar biasa, tangan ketiganya dikepakan disamping dengan berteriak sekencang-kencangnya.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" Syarif, Puan dan Dito berteriak keras 
"Ser…., Ser……, Ser….. " Bunyi angin

Menikmati suasana perkebunan di sore hari, sungguh sejuk dan segar dalam tubuh ketiga anak itu, mereka senantiasa menghirup udara segar bebas dan terhindar dari yang namanya polusi. Setelah lama berpisah merantau di kota besar, akhirnya ketiga anak kecil yang sudah dewasa ini bisa berkumpul bersama kembali dengan membawa sebuah bekal keilmuan yang mereka dapatkan selama di kota. Ketiganya memiliki profesi yang sangat bagus, si anak paling cengeng Dito menjadi seorang yang tegas gagah pemberian yaitu abdi negara menjadi seorang tentara nasional, si anak yang suka usil atau jahil yaitu Syarif menjadi seorang aktivis di kota-kota besar, sedangkan yang paling cantik dan dewasa menjadi seorang dokter di rumah sakit di Jakarta. Ketiganya benar-benar memiliki masa depan yang cerah, karena mereka berprinsip bahwa "kesuksesan itu tidak akan datang yang namanya kerjasama rasa persatuan dan persaudaraan yang tinggi".  

Melihat ke atas kerah pita yang bergantungan seperti kupu-kupu cantik yang bergoyang-goyang karena hempasan angin yang menerpa, ketiga anak itu berbaring terlentang di atas rumput hijau, hingga si Syarif berkata "Puan…, Dito…, menurut kalian nih sebagai seorang yang sudah memiliki ilmu yang cukup banyak, yang namanya kerjasama, persatuan, dan persaudaraan itu bagaimana? Kan pasti nih, ada anak yang berbeda statusnya" 

"Yang namanya hidup harus memiliki rasa persatuan dan toleransi yang tinggi Syarif, sehingga ketika rasa itu sudah melekat dalam jiwa seorang manusia akan memiliki dampak yang positif yang sangat besar bagi kehidupan manusia yang lainnya" Kata Dito
"Persatuan dan toleransi harus ada dalam diri seseorang karena apa? Ketika seseorang itu sudah memiliki sifat seperti itu, akan mudahnya interaksi sosial seseorang dalam pergaulan, contohnya saja kita bertiga, memiliki latar belakang yang berbeda tetapi kita selalu bersama dari kecil hingga dewasa ini kita selalu bersama, karena apa? Betul apa yang dikatakan Dito semuanya ketika sudah melekat dalam diri manusia akan memiliki rasa empati, toleransi, dan gotong royong yang sangat tinggi" Sambung Puan

Suara burung berkicauan "Ce…, ce…, cek…"
"Coba lihat di atas pohon kertas ada suatu burung berdekatan dengan pita kita, seperti menyukai pita, dan seperti sedang bernyanyi" Kata Dito
"Wah, iya juga yah" Jawab Puan dan Syarif sambil tertawa bahagia 

Akhirnya pertemuan ketiganya yang masih kecil hingga dewasa ini ketiganya selalu kompak, rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi menghantarkan mereka menjadi seseorang yang sukses bersama. Kesuksesan inilah yang mereka pantas dapat karena hari-hari yang sulit maupun hari-hari yang bahagia mereka jalani dengan bersama tanpa adanya singgung menyinggung perasaan satu sama lain, ketiganya menerima satu sama lain baik itu dari kelebihan atau kekurangan dengan ikhlas dan lapang dada.

Komentar